Skip to main content

Posts

Showing posts from July 21, 2010

Sya'ban yang terlupa

Dinamakan bulan sya’ban karena bangsa arab pada bulan tersebut berpencar untuk mencari air, atau karena ia muncul diantara bulan rajab dan ramadhan. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu’anha bahwa: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam banyak berpuasa (pada bulan sya’ban) sehingga kita mengatakan; beliau tidak pernah berbuka, dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berpuasa sebulan penuh kecuali puasa dibulan ramadhan, dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam banyak berpuasa melebihi puasa dibulan sya’ban (muttafaq ‘alaih). Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ditanya oleh Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu kenapa beliau banyak berpuasa dibulan sa’ban beliau menjawab: “Karena bulan ini banyak dilalaikan oleh manusia padahal pada bulan tersebut akan diangkat amalan-amalan seorang hamba kepada Allah ta’ala , dan saya ingin amalanku diangkat dan saya sedang berbuasa” (HR. Abu Dawud dan An Nasai, lihat shahih targhib wat tar

Upacara Peringatan Malam Nisfi Sya’ban

Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya bagi kita, dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita, semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pengajak ke pintu tobat dan pembawa rahmat. Amma ba’du: Sesungguhnya Allah telah berfirman: “Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu.” [Al-Maidah :3] “Artinya : Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diridhoi Allah? Sekirannya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka sudah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang pedih.” [Asy-Syura' : 21] Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara (dalam agama) yang sebelumnya bel