Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2012

Sudah Terlambat

Seringkali orang yang sedang mengejar prestasi atau karir tertentu, maka ia akan semangat dan terus bekerja keras demi menggapai apa yang ia inginkan. Misalnya seorang pelajar yang ingin menghafal juz 30 dari al-Qur’an, maka ia akan berusaha keras untuk bisa menghafalnya dengan berbagai metode. Seseorang yang bercita-cita menjadi dokter atau guru, maka ia akan giat belajar dan berusaha maksimal untuk meraih apa yang ia cita-citakan, ia akan korbankan harta dan jiwanya untuk menggapai hal itu. Namun, ketika seseorang sudah merasa mendapatkan apa yang ia inginkan, maka ia merasa telah berada pada comfort zone (zona aman). Dan biasanya orang seperti ini tidak lagi termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dirinya agar menjadi lebih baik lagi. Sehingga yang sebelumnya ia rajin belajar, rajin menghafal, rajin berdo’a, rajin beribadah dan lain sebagainya seolah terhenti ketika ia sudah merasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Padahal, sebenarnya ia masih mampu untuk menjadi lebih baik lagi. A

Muslimah, Jagalah kehormatanmu

Diantara wanita yang diabadikan namanya dalam al-Qur’an dan dipuji oleh Alloh adalah Maryam, ibunda Isa as. Bahkan Maryam menjadi nama dari salah satu surat dalam al-Qur’an. Ia telah dijanjikan surge dan kedudukannya sangat tinggi di sisi Alloh. Ia termasuk salah satu wanita yang telah berhasil meraih derajat kamal (kesempurnaan) yang mutlak dalam berbagai keutamaan. Rosululloh bersabda: “Dari kalangan kaum laki-laki telah banyak yang mencapai kesempurnaan, sedangkan dari kaum wanita tidak ada yang mencapai kesempurnaan kecuali Maryam binti Imran dan Asiyah, istri fir’aun." (HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah) Maryam meraih kemuliaan dari Alloh SWT karena keimanan dan 'iffah (menjaga kesuciannya). 'Iffah (kesucian) sangat terkaut dengan rasa malu ( haya’ ). Sifat malu seperti ini sangat terpuji, terlebih lagi bagi kaum wanita. Ia adalah perhiasan termahal bagi wanita dan pelindung kehkormatannya. Tanpa rasa malu, maka seorang wanita akan rendah martabatnya dan

Dakwah Melalui Radio

Dakwah di radio bagian dari da’wah bil lisan. Ada yang menyebutnya i’lam, yakni penyiaran Islam lewat radio atau televisi. Dakwah radio atau dakwah melalui radio artinya memperlakukan dan memanfaatkan media paling populer di dunia ini sebagai channel, sarana, atau alat untuk mencapai tujuan dakwah. Jenis program dakwah di radio, selain ceramah dan dialog Islam (talkshow), antara lain “insert” renungan tiap jam atau tiap setengah jam. Durasi maksimal satu menit, berupa paket “voicer” layaknya spot iklan. Materinya terjemahan ayat al-Qur'an, syarah al-Hadits, ungkapan Sahabat Nabi Saw, nasihat ulama, atau mutiara kata Islami. Para da’i dan lembaga-lembaga dakwah harus memanfaatkan radio untuk menebarkan risalah Islam. Saat ini ada radio yang isi siarannya full dakwah, namun tetap dikemas sedemikian rupa sehingga banyak menarik minat pendengar, seperti radio FAJRI FM Bogor yang saat ini mengudara di frekwensi 99.3 MHz. Namun perlu disadari pula bahwa tidak mudah memiliki stasiun radi

Ghibah yang diperbolehkan

Dalam Riyadlus Shalihin, kitab al-Umurul Manhie ‘anha (Hal-hal yang dilarang dalam agama), Imam Nawawi رحمه الله –salah seorang tokoh ulama besar dari madzhab Syafi’i—menyebutkan satu bab khusus Maa Yubaahu Minal Ghibah (Apa-apa yang diperbolehkan dari Ghibah), setelah beliau رحمه الله menjelaskan tentang haram dan bahaya ghibah, agar kita tidak mudah melakukan ghibah dan tidak pula melampaui batas dalam menjauhinya, sehingga tidak mau memperingatkan bahaya penyimpangan-penyimpangan aliran sesat. Ucapan Imam Nawawi رحمه الله Dalam kitab tersebut , beliau رحمه الله berkata: “Ketahuilah bahwa ghibah diperbolehkan untuk tujuan yang benar sesuai dengan syariat, yang hal itu tidak mungkin ditempuh kecuali dengan ghibah. Yang demikian terjadi dengan enam sebab: Pertama: Mengadukan kedhaliman Orang yang terdhalimi diperbolehkan untuk melaporkan perbuatan pelakunya kepada penguasa, hakim atau yang lainnya yang memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk memperlakukannya secara adil. Seperti seoran