Skip to main content

HASMI dan SALAFIYUN SEMPALAN


Beredar tulisan di web yang mengomentari sebuah buku berjudul "MKSS" (Membongkar Kedok Salafyun Sempalan). Ditulis oleh Tim Studi Kelompok Sunniyah "TSKS".

Ketika para da'i ustadz Ahlussunnah wal Jama'ah membuat organisasi yang berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah bernama HASMI ditahdzir dan difitnah oleh sebagian da'i yang mengaku Salafi dan membuat sebagian penuntut ilmu tersyubhatkan. Maka untuk menepis tahdzir, fitnah dan syubhat tersebut terbitlah buku berjudul Membongkar Kedok Salafiyun Sempalan (MKSS).


Buku tersebut diterbitkan untuk kalangan internal, yakni sasaran utamanya adalah para thullab yang sedang menuntut ilmu di ma'had-ma'had. Inti dari buku itu hanyalah untuk menyadarkan para penuntut ilmu bahwa tuduhan para salafiyun terhadap HASMI
 adalah syubhat yang harus dilenyapkan. Buku MKSS adalah sebuah pencerahan yang sangat berarti bagai para penuntut ilmu, mereka jadi tahu siapa Ahlussunnah Wal Jama'ah yang sebenarnya dan siapa salafy sempalan.
Para penuntut ilmu perlu kiranya mengetahui hakikat salafy sempalan agar terhindar dari syubhat mereka, di antara ciri nya adalah :
1. Menerapkan al-wala wal baro' hanya sesama kelompoknya
2. Mentahdzir siapapun yang tidak mereka sukai dengan hawa nafsunya
3. Menakut-nakuti Umat dengan kalimat Surury, Qutby, Hizby dan lain sebagainya tanpa menjelaskan hakikatnya.
4. Dalam hal iman, mereka
lebih dekat ke manhaj murji’ah dan merujuk kepada Ulama Murji'ah (Ali Hasan al-Halaby, dan DR. Khalid al-Anbary) yang sudah ditahdzir oleh lajnah daimah Saudi.
5. Bersikap keras kepada sesama da'i, namun bersikap lembek terhadap penguasa. Terhadap penguasa sangat menjaga lisan, tetapi kepada sesama da'i lisan mereka sangat lancar mencaci maki.
Seharusnya lisan harus dijaga tak asal bicara, baik kepada ulama, dai, dan penguasa.
6. Aqidah dalam al-wala dan baro' sangat rancu dan bingung. Para Mujahidin yang sedang berjihad melawan Zionis, Syi'ah dan Amerika di timur tengah menurut mereka adalah para ahlul bid'ah, sehingga cacian mereka terhadap pejuang itu sangat terang-terangan tak tahu malu, tak kenal waktu dan tempat.

7. Menganggap nama Ahlusunnah wal Jama'ah adalah nama yang terlalu umum dan belum cukup untuk menyebut firqoh naajiyah (golongan yang selamat), sehingga harus disempurnakan dan diganti dengan sebutan Salafiy.

Fakta-fakta ini sudah diketahui para penuntut ilmu sunnah, dan ahlamdulillah saat ini sudah banyak yang sadar akan bahaya sifat dan manhaj porak poranda dari kelompok Salafiyun Sempalan. 

Anehnya kelompok sempalan ini merasa benar dan menghiasi keburukan itu dengan sebutan "Jarh wa Ta'dil". Padahal istilah Jarh wa Ta'dil adalah metode yang digunakan ahli hadits untuk menguji kebenaran sebuah hadits dengan cara mengukur jati diri para perawi hadits. Adapun para sempalan itu men-Jarh (mengkritik) setiap pihak yang tidak mereka sukai dengan hawa nafsu mereka belaka.
Jauh sekali dari manhaj Ahli Hadits..!!

Para korbannya adalah orang-orang yang kurang akal dan lemah ilmu, atau ada juga da'i yang berilmu yang gemar ketenaran (sebagiannya punya gelar Lc) malah jadi "muqollid" ikut-ikutan dengan sifat porak poranda ini dan berada di barisan mereka. Seperti merasa sangat takut kehilangan pamor dan jama'ah, serta sangat takut apabila dipecat dari kelompok salafiyun oleh para tokohnya, padahal mereka yang ditokohkan pun tidak punya hak sama sekali untuk memecat.

Sadar atau tidak mereka sebenarnya adalah bagian dari system global yang sedang memporak-porandakan dakwah dan menggagalkan usaha-usaha membangun kembali kejayaan ummat.

Bagi yang sudah terlanjur Semoga mereka sadar, menghentikan manhaj memfitnah kepada para da'i. Kembalilah kepada manhaj Salafus Sholih dalam masalah Iman, dan tinggalkan manhaj murji'ah dalam hal ini. Ikutilah Ulama yang berjalan di atas Manhaj Salafusholih.
Peliharalah lidah anda jangan ikuti manhaj porak poranda. Abu Abdillah

Comments

TULISAN PALING POPULER