Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Manhaj

Furqoh dan Iftiroq

Furqoh dan Iftiroq A.   Arti Furqoh dan Iftiroq Arti bahasa dari kata furqoh atau Iftiroq adalah perpecahan atau perpisahan. Arti Syar’inya adalah keluar dari manhaj yang benar dalam mengerti dan meniti agama Islam dan masuk ke manhaj Bid’i. Furqoh dan Iftiroq telah terjadi pada umat-umat sebelum umat Muhamad Sholallohu 'alaihi wa Sallam , dan akan terjadi pada umat beliau. Hal ini telah dikhabarkan oleh Rasulullah  Sholallohu 'alaihi wa Sallam  di hadits-hadits beliau. Oleh karena itu furqoh pada umat ini adalah suatu kepastian. Marilah kita simak hadits-hadits di bawah ini: لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَ سَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَ ثِنْتَانِ وَ سَبْعُوْنَ فِي النَّارِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ ؟ قَالَ : اَلجَمَاعَةُ. “Sesungguhnya umatku berpecah-belah menjadi 73 golongan. Satu golongan di dalam surga dan 72 golongan di dalam neraka. Ditanyakan kepada beliau: Siapakah mereka (yang satu golongan) itu ya Rasulullah?

Inilah Islam

      A.   Arti Islam Arti dari Islam adalah menyerah kepada Allah dengan  bertauhid kepada-Nya di atas ajaran-ajaran Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam serta berlepas diri dari segala macam kesyirikan dan juga pelaku kesyirikan. Islam adalah agama Allah  subhanahu wa ta'ala  satu-satunya. Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan Allah  subhanahu wa ta'ala  dan di-ridhoi Allah  subhanahu wa ta'ala   untuk hamba-hamba-Nya. Tidak ada satu agama pun akan diterima Allah  subhanahu wa ta'ala  selain Islam. Barang siapa yang datang di hari kiamat dengan agama selain  Islam, maka orang itu pun akan kekal di neraka jahannam. Firman Allah  subhanahu wa ta'ala  : إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ. Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam.   (QS. Ali Imran (3): 19) وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ اْلأِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ. Barangsiapa menganut dien selain

Prinsip-Prinsip Dasar Ahlussunnah Wal Jama'ah. Bagian Ke-1

(Dakwah Ahlussunnah) -   "Prinsip Pertama" Sumber agama Islam dengan segala seginya adalah wahyu Alloh dalam bentuk al-Qur’an dan Hadits yang shohih. Tidak boleh mengambil sumber lain yang bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadits yang shohih. 1.  Dalil dari Al-Qur’an “Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang ia kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan mendapatkan siksa yang menghinakan.”   (Q.S. An Nisa’: 13-14) “Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalam urusan mereka, mereka memilih pilihan lain. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia telah nyata-nyata sesat.”   (Q.S. Al Ahzab: 36) Dan barangsi

Hati-hati..!! Ali Hasan Al-Halabi menyebar pemikiran Murji'ah yang Sesat

FATWA LAJNAH DAIMAH TENTANG BUKU KARYA ALI HASAN AL-HALABI.. Lembaga tetap dalam berfatwa dengan pimpinan Syaikh yang mulia : Abdul Aziz Alus Syaikh Hafizhahullah Ta’ala الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده . . وبعد : Sesungguhnya lembaga tetap untuk pembahasan ilmiah dan fatwa telah menelaah apa yang ditujukan kepada mufti yang mulia dari sebagian penasehat berupa beberapa permohonan fatwa yang terkait amanah umum bagi lembaga para ulama besar,nomor : 2928,2929, tanggal : 13-5-1421 H, dan nomor : 2929 dan tanggal 13-5- 1421 H, tentang keadaan dua buah kitab yang berjudul “Ath-Tahdzir min fitnah at-takfir” dan “Shaihatu nadziir” , penyusun dua kitab tersebut: Ali Hasan Al-Halabi, bahwasanya kedua kitab itu mengajak kepada mazhab murji’ah , yang menyatakan bahwa amalan bukan syarat sahnya iman, lalu dia menisbatkan hal itu kepada Ahlus sunnah wal jama’ah. Dia menyandarkan dalam dua kitab ini pada penukilan-penukilan dari Syaikhul islam Ibnu Taimiyah dan Al-Hafizh Ibnu K