Skip to main content

Syubhat Turunnya Allah subhanahu Wata'ala ke Langit Dunia


Sebagian besar kaum muslimin, khususnya yang mempelajari agamanya dan rajin shalat malam, meyakini bahwa shalat malam pada sepertiga malam yang terakhir dan berdo’a saat itu adalah waktu yang sangat baik dan berkah. Hal ini dikarenakan adanya informasi dari Rasulullah yang shahih. Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga
malam terakhir. Dia berfirman, Siapa yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku,maka akan Aku ampuni. HR. Bukhari Muslim

Namun Pembaca yang budiman, terlepas dari itu, mereka berbeda-beda memahami hadits tersebut. Ada yang berkeyakinan keistimewaan waktu itu karena rahmat Allah, ada yang berkeyakinan bahwa saat itu Allah benar-benar turun ke langit dunia sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan-Nya, bahkan ada yang tidak percaya sama sekali. Perbedaan ini disebabkan adanya syubhat dalam memahami hadits itu. Apa saja syubhat itu dan bagaimana jawabannya? Nah inilah yang Insya Allah akan kami ulas pada kesempatan kali ini.
Adapun diantara Syubhat tersebut adalah:

Mereka mengatakan,
Kalau kita tetapkan bahwa Allah punya sifat turun, itu berarti Allah serupa dengan makhluk, padahal ini bertentangan dengan ayat,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah. (QS. Asy-Syura: 11).

Adapun jawabannya adalah:
Bahwasanya Kaidah kita dalam masalah Tauhid asma wa sifat adalah menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an, atau Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam dalam haditsnya yang shahih tanpa menyerupakan sesuatupun dan mensucikan-Nya tanpa mengingkari sifat-Nya, sebagaimana firman Allah,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar dan Melihat. (QS. Asy-Syura: 11).

Firman Allah yang berbunyi, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya” merupakan bantahan terhadap golongan yang menyerupakan Allah dengan makhluk

Adapun Firman-Nya yang berbunyi, “Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” maka jelas sekali bahwa hal ini, merupakan bantahan terhadap golongan yang merubah makna sifat dan mengingkarinya. Jadi, kewajiban kita adalah menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan meniadakan apa yang Allah subhanahu Wata'ala tiadakan, tanpa tahrif atau (merubah makna) dan ta’thil atau (mengingkarinya).

Pembaca yang budiman, Inilah manhaj atau (metode, cara) selamat yang harus ditempuh oleh setiapmuslim, karena prinsip ini dibangun atas dasar ilmu dan kelurusan dalam keyakinan

Jadi kesimpulannya, kita wajib menetapkan sifat “turun” bagi Allah sebagaimana
dikhabarkan oleh Nabi yang muli,a tanpa menyerupakan-Nya dengan turunnya makhluk. Apabila ada yang mengingkarinya dengan alasan, “Kalau kita tetapkan berarti kita menyerupakannya dengan makhluk” maka ini adalah teori atau pernyataan yang bathil.

Maka sekali lagi, menetapkan sifat turun bagi Allah bukan berarti kita menyerupakan-Nya dengan makhluk, tidak ada seorang ulama ahlussunnahpun yang berpaham demikian, bahkan kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

Apabila seseorang menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya, seperti mengatakan istiwa’ Allah serupa dengan istiwa’ makhluk-Nya, atau turunnya Allah serupa dengan turunnya makhluk, maka dia adalah mubtadi’ (ahli bid’ah), sesat dan menyesatkan, karena Al-Qur’an dan As-Sunnah serta akal menjelaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk dalam segala segi.

Pembaca yang budiman, inilah jawaban dari syubhat seputar penolakan turunnya Allah subhanahu Wata'ala ke langit dunia, dan mudah-mudahan dengan mengetahui syubhat ini lalu mengetahui bantahannya, maka keimanan kita akan bertambah, dan semoga pemahaman kitapun akan senantiasa Istiqomah diatas pemahaman yang benar.

Mungkin hanya ini yang dapat kita sampaikan di kesempatan kali ini, kurang lebihnya mohon maaf, dan terima kasih atas kebersamaan serta partisipasi anda, sampai jumpa kembali di kesempatan berikutnya. Wassalamu 'Alaiku Warahmatullah Wabarokaatuh



Comments

TULISAN PALING POPULER