Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Apa arti dari aza wa jalla?
Jawaban
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
"Dianjurkan bagi penulis hadits apabila melalui penyebutan (nama) Allah
`azza wa jalla agar menuliskan kata-kata `azza wa jalla (Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia) atau ta'ala (Yang Maha Tinggi), atau Subhanahu wa ta'ala (Yang Maha Suci
lagi Maha Tinggi), atau tabaroka wa ta'ala (Yang Penuh Berkah dan Maha Tinggi), atau
jalla dzikruhu (Yang Maha Mulia Sebutannya), atau tabarakasmuhu (Pemilik Nama Yang Penuh Berkah), atau jallat `azhamatuhu (Maha Mulia Kebesarannya), atau yang
serupa dengannya.
Begitu pula hendaknya menuliskan kata-kata Shallallahu `alaihi wa sallam
(semoga senantiasa tercurah do'a dan keselamatan) secara sempurna ketika
menyebutkan nama Nabi (Muhammad), tidak dengan menyingkatnya dengan SAW, dan
tidak pula mencukupkan diri pada salah satunya (salam atau shalawat
saja)."
“Demikian pula dikatakan radhiyallahu’anhu
(Semoga Alloh Meridhoinya) ketika menyebut nama Sahabat. Apabila Sahabat itu
anak dari Sahabat yang lain, maka dikatakan radhiyallahu’anhuma. Hendaknya juga
mendoakan keridhaan dan rahmat bagi segenap ulama dan orang-orang baik/salih.
Hendaknya semua ucapan tersebut ditulis, meskipun dalam naskah aslinya tidak
tertulis, karena hal ini bukan termasuk periwayatan, namun sekedar doa. Orang
yang membaca (hadits) juga hendaknya membaca setiap ucapan yang telah kami
sebutkan tadi, meskipun di dalam teks yang dibacanya doa-doa tersebut tidak
disebutkan. Janganlah dia merasa bosan mengulang-ulanginya. Barangsiapa yang
lalai melakukannya niscaya akan terhalang meraih kebaikan yang amat besar dan
kehilangan keutamaan yang sangat agung.” (Muqadimah Syarh Muslim, 1/204).
Oleh sebab itu perbuatan sebagian orang
menyingkat shalawat dan salam menjadi shad atau shad-lam-’ain-mim adalah sunnah
sayyi’ah (kebiasaan yang buruk). Begitu pula tulisan saw yang sering kita baca
di buku-buku terjemahan atau asli bahasa Indonesia. Dikisahkan oleh As-Suyuthi
rahimahullah di dalam Tadribu Ar-Rawi bahwa orang yang pertama kali menuliskan
shad-lam-’ain-mim dihukum dengan dipotong tangannya [!!] (Dinukil dari Ma’alim
fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal. 249)
Semoga bermanfaat.
Sumber:
- http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/48112
- http://abu0mushlih.wordpress.com/2008/11/18/untuk-para-penulis/
Syukron katsiiran 'alaa al'ilm, jazakallahu khairan katsiiran...
BalasHapusSyukron.. Syukron !
HapusSubhanallah walhamdulillah walaa ilaa haillallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billahil 'aliyyil 'adziim
BalasHapusAllohu akbar
BalasHapusSyukron katsiiran 'alaa al'ilm, jazakallahu khairan katsiiran
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillah, teri/\/}a Kasi(-I
BalasHapussubhanallahu
BalasHapusSyukron
BalasHapusSyukron
BalasHapusJazakallah khair ilmunya semoga bermanfaat dan jadi amal jariyah untuk antum, aamiin
BalasHapushttp://agenpropertirumahsyariah.com/
terima kasih penjelasannya
BalasHapusJazakallah khair
BalasHapusapakah boleh memberi nama panggilan anak dengan azza??? syukron...
BalasHapusSubhanallah walhamdulillah walaa ilaa haillallah wallahu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billahil 'aliyyil 'adziim
BalasHapusJazakallah khair
BalasHapusJazakallah Khair.
BalasHapusمن هو هذا ملك المجد. الرب القدير الجبار الرب الجبار في القتال.
BalasHapus