Skip to main content

Hubungan antara Cewek dengan AIDS

Apa itu AIDS? AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh.

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.

Bahasa sederhananya neh, bila seseorang udah terjangkit virus HIV dan positif AIDS maka dia akan rentan banget terkena penyakit. Jenis penyakit ringan semisal flu, batuk, pilek, sariawan bahkan diare yang bagi orang normal adalah biasa, bisa menjadi luar biasa dan fatal bila menyerang penderita AIDS. Penyakit-penyakit itu akan bertahan lama di tubuh penderita AIDS karena melemahnya kekebalan tubuh. Bahkan tak jarang penyakit ringan itu bisa mengantarkan pengidap AIDS hingga ke liang kubur alias wafat.

Cara penularan AIDS itu cenderung melalui cairan-cairan di dalam tubuh semisal darah, sperma, vagina dan air susu ibu. So, aktivitas-aktivitas yang bisa mengantarkan berpindahnya cairan tersebut dari tubuh penderita AIDS ke orang lain adalah transfusi darah, berhubungan seksual dan bayi yang menyusu ibunya.

Cewek rentan kena AIDS
Mengutip dari koran Kompas, cewek itu berpeluang terjangkit AIDS tiga hingga delapan kali lebih tinggi daripada cowok. Itu karena posisi cewek dianggap lemah baik secara biologis, ekonomi maupun sosial dibandingkan dengan cowok. How?

Pertama, karena yang menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial) atau yang menjajakan seks itu mayoritas cewek. Mereka ini lemah secara ekonomi sehingga harus menjajakan tubuh untuk menyambung hidup. Memang sih nggak semua karena kepepet, ada juga cewek mapan yang juga jadi PSK kok. Nah pembelinya kan cowok tuh yang di rumah bukan tak mungkin mempunyai pasangan sah alias istrinya. Cewek-cewek PSK terkena AIDS terus ditularkan ke lelaki hidung belang itu yang selanjutnya ditularkan ke istrinya di rumah.

Kedua, secara kodrati atau biologis, cewek emang lebih lemah daripada cowok. Terus yang ketiga, secara sosial cewek cenderung lebih pemalu dalam mengekspresikan hal-hal yang berbau seksual.

Oke, malu emang kudu dan itu bukan dominasi cewek. Cowok juga harus menjadi pemalu apabila itu berurusan dengan maksiat dan dosa. Malu menjadi cewek murahan yang bisa dibeli dengan lembaran uang. Malu menjadi cowok hidung belang yang membeli jasa para cewek tersebut. Jadi kedua-duanya emang kudu malu euy!

But, di dunia yang jumlah cewek dan cowok berstatus baik sangat minim seperti saat ini, kamu nggak boleh malu untuk bertanya kondisi kesehatan calon pasangan yang akan menikah. Ingat, yang akan menikah saja. Mungkin saat ini sang cewek or cowok sudah bertaubat dari masa lalunya yang kelam. Fine, itu bagus dan harus. Tapi yang namanya penyakit bawaan masa lalu semisal AIDS ini juga harus dikomunikasikan dan dideteksi sejak dini. Bila nggak, maka kasihan sang pasangan yang akan tertular dan itu nantinya akan berefek ke janin apabila si ibu mengandung dan melahirkan.

Duh…ribet banget ya? Mau jadi orang baik susah. Eits…makanya baca sampai tuntas kenapa fenomena ini bisa terjadi sehingga kita bisa mencegah dan mengantisipasi sejak dini. Ok? Berangkaaat!

Dunia peduli AIDS
Dibandingkan dengan penyakit-penyakit skala berat lainnya, AIDS ini mendapat perhatian besar dunia. Bahkan ada hari AIDS segala yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. Padahal kalo dipikir-pikir, penyakit AIDS ini nggak begitu popular bagi kita-kita yang lebih akrab dengan penyakit PKK alias Panu Kadas dan Kurap. Juga nggak lebih keren daripada penyakit MC kuadrat alias maaf, mencret-mencret atau diare. Tapi mengapa dunia jauh lebih memperlakukan AIDS secara istimewa daripada penyakit yang disebut belakangan itu?

First of all yah, karena penyakit AIDS itu berisiko kehilangan nyawa jauh lebih besar daripada PKK dan MC kuadrat. Lalu yang kedua karena AIDS itu sebenarnya adalah produk penyakit yang diakibatkan oleh sistem sosial yang rusak. Nah, sistem sosial ini adalah buah dari ideologi yang diemban oleh satu negara. Kayaknya jarang kita dengar ada orang bule kena penyakit PKK en mencret. Kedua penyakit ini khas Indonesia dan jarang banget lintas negara. Makanya nggak begitu terkenal, sobat.

Tapi sebetulnya dunia peduli AIDS karena emang mereka itu tuh yang menjadi biang kerok munculnya nih penyakit. Meskipun banyak simpang siur dari mana, kenapa, dan kapan AIDS ini mulai muncul, ada benang merah yang bisa ditarik dari sini. AIDS muncul karena tingkah laku manusia sendiri yang sok tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dan AIDS makin berkembang biak dengan cepat ketika sistem sosial yang ada semakin mendukungnya. Gaul bebas, narkoba (khususnya yang pake jarum suntik), lokalisasi pelacuran yang dilegalkan negara, pornografi dan pornoaksi atas nama seni, homoseksual dianggap hak asasi, adalah sebagian dari pemicu berkembangnya AIDS.

Nggak usah jauh-jauh melihat ke luar, dalam negeri saja ditengarai jumlah ODHA (Orang Dengan Hiv/Aids) semakin meningkat terutama kaum muda. Bukannya merevisi sistem sosialnya dan introspeksi pola hidup negara dan masyarakatnya, Indonesia lebih memilih untuk membebek ke barat dalam upaya pencegahan meningkatnya angka ODHA. Yup, pembagian kondom gratis adalah salah satu yang dianggap solusi (baca tulisan di gaulislam yang pernah terbit: Save Sex, NO Free sex!). Makanya nggak heran, kalau akhirnya hari AIDS diangkat mendunia karena emang dunia sekarang membebeknya ke arah Barat dengan ideologi sekularisme yang memilih memisahkan aturan agama dari kehidupan.

Gimana menyikapinya?
Pernah dengar slogan lebih baik mencegah daripada mengobati? Slogan ini pas banget dengan kondisi saat ini yang semua pihak dibikin pusing dengan meningkatnya jumlah ODHA di sekitar kita. Mencegah semakin banyaknya orang yang terjangkit ODHA bukan dengan pembagian kondom gratis. Harus ada sebuah langkah kongkrit untuk membenahi sistem sosial yang selama ini berlaku di tengah masyarakat kita. Lha wong, UU Pornografi aja ditentang habis-habisan oleh mereka pemuja nafsu birahi. Padahal UU tersebut juga bukan solusi untuk mengurangi kerusakan moral dan merebaknya AIDS. So, gimana dong?

Manusia yang selama ini sok pintar dengan membuat hukum sendiri, sudah waktunya nyadar dan bercermin. Ternyata hukum buatannya bukannya menyelesaikan masalah namun malah menambah runyam suasana. Sudah waktunya Indonesia yang mayoritas muslim ini kembali kepada keislamannya lagi. Waktunya untuk membuang UU yang cenderung berkiblat ke Barat untuk kemudian diganti dengan UU yang berasal dari Sang Maha Tahu. Hmm.. pasti bisa deh!

Bila resep ini tidak juga diambil, maka jangan heran bila jumlah ODHA semakin meningkat saja setiap tahunnya. Terus, gimana jadinya bila pemerintah masih saja bebal dengan mengabaikan hukum dariNya?

Jangan bersedih. Setiap individu akan membawa amalan masing-masing dengan adil tanpa ditambah dan dkurangi. Jadi bila pemerintah masih abai dan masyarakat masih lalai, maka tugas dan kewajiban kita untuk mengingatkan mereka. Itulah pentingnya dakwah bil hikmah. Rasulullah saw. Bersabda (artinya): “Barang­siapa di antara kalian melihat suatu kemung­karan, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya; maka bila ia tidak mampu, maka dengan lidahnya, dan kalau tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim)

Nah, kalo mengingkari dengan hati aja nggak bisa, mau mengaku beriman sebelah mana kita ini? At least, kita sebagai pribadi jangan dekat-dekat dengan hal-hal yang bisa menambah jumlah ODHA. Gimana caranya? Islam sudah punya seperangkat aturan tentang pergaulan pria dan wanita, hukum narkoba, dsb. Kalo kamu belum tahu, itulah gunanya menuntut ilmu. So, ngaji bareng deh ama kelompok dakwah yang berjuang menerapkan Islam secara total dalam naungan Daulah Khilafah. Tanpa Khilafah, jangan pernah berharap syariat bisa terlaksana. Tanpa syariat jangan harap kaum muslimin dan umat manusia umumnya bisa mulia. Nggak ada pilihan lain kecuali taat syariat dan itu nggak akan terwujud tanpa adanya Khilafah. Catet yo!

Langkah berikutnya, masa’ iya sih kamu bisa duduk tenang ketika melihat sekitarmu bergelimpangan maksiat? Kata Nabi saw. tercinta: “Siapa saja yang bangun pagi hari dan ia hanya memperhatikan masalah dunianya, orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah; dan barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia tidak termasuk golongan mereka.” (HR Thabrani dari Abu Dzarr al-Ghifari).

Jadi intinya, ayo dong berbuat sesuatu meski kecil. Peduli ODHA adalah salah satunya. Ketika upaya pencegahan tidak bisa dilakukan, maka jalan pengobatan harus ditempuh.

Bila ada seseorang di sekitarmu, entah itu kerabat, tetangga dekat atau temanmu yang udah terlanjur jadi ODHA, jangan dijauhi. Ngobrol dengan mereka dan berbagi makanan nggak akan membuatmu tertular kok. Bahkan kamu bisa berbagi dengan ODHA tentang banyak hal. Misalnya mengajaknya untuk selalu berpikiran positif dan mempunyai semangat hidup yang tinggi. Semangat hidup ini penting karena nantinya ia bisa berbagi dengan yang lain agar waspada terhadap AIDS. Kamu juga bisa mengajaknya untuk peduli bahwa kondisi yang menimpa dirinya adalah karena tidak diterapkannya hukum Allah Swt. Sentuh hati dan akalnya agar ia mau berubah dan bahkan ikut memperjuangkan tegaknya Khilafah. Gimana, keren kan?

Akhirnya…
Setiap akar permasalahan di dunia ini, termasuk kasus AIDS, sebetulnya mudah ditarik akar permasalahannya. Daripada aktivis AIDS itu bingung dan capek-capek membagikan kondom yang notabene berusaha menyelesaikan masalah dengan menimbulkan masalah baru, kan mending mereka ganti haluan. Pahamkan masyarakat bahwa ada something wrong dengan sistem sosial kita. Ajak masyarakat untuk berpikir agar cerdas. Ajak pula masyarakat untuk taat syariat. Nah, kalo mau ngajak orang tentunya diri sendiri kudu diajak untuk taat syariat dong yah? So pasti.

Insya Allah, langkah ini akan sangat manjur mengurangi angka ODHA. Selain menyelamatkan lingkungan, langkah ini juga berupa tabungan untuk bekal di akhirat kelak. Ternyata masalah AIDS ini masalah kita juga meskipun saat ini kita fine-fine aja dalam arti tidak terjangkit olehnya. Namun, waspada toh tak ada salahnya kan? Mulai saat ini ajak mereka yang peduli AIDS dan ODHA dengan perspektif baru. Apapun masalahnya, menerapkan Islam sebagai ideologi negara dalam bingkai Khilafah adalah solusinya. Akur kan? So pasti!
sumber: dudung.net


Comments

TULISAN PALING POPULER