Skip to main content

Melihat Allah Subhanahu Wata'ala di Surga

Pembaca yang budiman, kali ini kita berjumpa dalam rubrik percikan Iman, dan Insya Allah di kesempatan kali ini kita akan mencoba untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah subhanahu Wata'ala, dan salah satu cara untuk meningkatkan Iman kita adalah dengan cara menuntut ilmu syar’i. oleh karena itu Pembaca yang budiman, pada kesempatan kali ini kita akan mengajak anda untuk mengkaji ayat-ayat Allah subhanahu Wata'ala yang terdapat dalam Al-Qur’an, khususnya yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah subhanahu Wata'ala.

Pembaca yang budiman, salah satu sifat Allah subhanahu Wata'ala yang harus kita yakini adalah, bahwasanya Allah subhanahu Wata'ala memiliki wajah, dan wajah Allah subhanahu Wata'ala sangatlah berbeda dengan makhluknya. Wajah Allah subhanahu Wata'ala adalah wajah yang paling indah, bahkan Pembaca yang budiman, kenikmatan surga seperti apapun tidak dapat menandingi nikmatnya memandang wajah Allah subhanahu Wata'ala.

Pembaca yang budiman, suatu keyakinan yang sudah semestinya tertanam dalam hati kita bahwa di surga nanti, orang-orang beriman akan mendapatkan kesempatan untuk melihat wajah Allah subhanahu Wata'ala. Dan pembahasan mengenai hal ini dapat kita perhatikan dalam al-Qur’an, sedikitnya ada lima ayat di al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal ini. Adapun ayat-ayat tersebut antara lain:

yang pertama: yakni firman Allah subhanahu wa ta'ala di Qur’an surat Al-Qiyamah: 22 sampai 23, yang artinya "Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada robbnyalah mereka melihat."
Pembaca yang budiman, Ayat ini mengandung dalil bahwa Allah dilihat dengan mata, dan ini adalah pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Dalil dari pendapat ini adalah sabda rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam yang artinya:
“sesungguhnya kalian akan melihat rabb kalian secara nyata” hadits ini diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dalam kitab fathul bari, dan Pembaca yang budiman, hadits-hadits yang berbicara seputar keimanan melihat Allah subhanahu Wata'ala telah banya diriwayatkan mutawatir.
Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh imam muslim yaitu:
“Sesungguhnya Allah menampakan diri untuk orang-orang beriman seraya tertawa”
Dan masih banyak sekali hadits-hadits lainnya tentang hal ini.

kemudian Ayat kedua: yaitu firmanNya, di Qur’an surat (Al-Muthaffifin: 23). Yang artinya "Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang."

Pembaca yang budiman, Allah subhanahu Wata'ala menyebutkan dalam ayat ini bahwa "Mereka memandang." Tidak disebutkan apa yang mereka lihat. Jadi keterangan dalam ayat ini berlaku umum mencakup semua yang nikmat untuk dilihat. Dan kenikmatan yang paling besar dan paling agung adalah melihat wajah Allah., hal ini berdasarkan firman Allah, "Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan." (Al-Muthaffifin: 24).

Pembaca yang budiman, hal lain yang perlu kita fahami bahwasannya Melihatnya penduduk Surga tidak sama dengan melihatnya penduduk dunia. Di Surga seseorang melihat miliknya sejauh perjalanan dua ribu tahun, dia melihat ujung paling jauh seperti melihat yang paling dekat karena kesempurnaan nikmat, karena jika melihatnya seseorang di Surga sama dengan melihatnya dia di dunia maka dia tidak menikmati nikmat Surga, karena dia hanya melihat jarak yang dekat maka banyak hal yang tidak dilihatnya. Tidak mungkin menyamakan apa yang ada di Akhirat dengan apa yang ada di dunia.

Jadi kata-kata dalam al-qur’an yang menjelaskan bahwa "Mereka melihat." Maka ini Adalah umum, yaitu mereka penduduk surga dapat melihat kepada Allah, serta melihatnikmat yang mereka rasakan dan melihat adzab yang dirasakan oleh penduduk
Neraka//

selanjutnya Ayat ketiga: yaitu firman Allah


لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
yang aritinya, "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya." (Yunus: 26).



Pembaca yang budiman, yang dimaksud dengan "Tambahannya" Dalam ayati ini Yaitu melihat kepada wajah Allah. Begitulah Nabi menafsirkannya sebagaimana hal itu tercantum secara shahih di Shahih Muslim dan lain-lain.

Ayat ini adalah dalil penetapan rukyat atau melihat wajah Allah dari tafsir Rasulullah dan tanpa ragu , beliau shalallahu'alaihi wa sallam adalah orang paling mengetahui makna al-Qur'an, beliau menafsirkannya dengan melihat kepada wajah Allah, ia adalah tambahan atas nikmat Surga. Dimana Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: …Tidak ada sesuatu yang lebih mereka sukai daripada melihat rabb mereka. Dan inilah tambahan itu. Demikianlah hadits riwayat imam Muslim

Jadi Pembaca yang budiman, melihat wajah Allah subhanahu Wata'ala adalah kenikmatan yang lain dari kenikmatan Surga, karena jenis kenikmatan Surga adalah kenikmatan badan, sungai, buah-buahan, pasangan-pasangan yang suci diikuti dengan kebahagiaan hati. Akan tetapi melihat kepada wajah Allah adalah kenikmatan hati. Penduduk Surga tidak mendapatkan nikmat yang lebih baik dari itu. Dan tentunya Pembaca yang budiman, kita berharap Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat melihatNya nanti di surga.

Ayat keempat: firman Allah, "Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya." (Qaaf: 35).
Penjelasan ayat ini adalah sebagaimana penjelasan pada ayat sebelumnya, yaitu surat yunus ayat 26 yang baru saja kita jelaskan.

kemudian Ayat kelima, sebagaimana yang disampaikan Imam asy-Syafii dari firman Allah tentang orang-orang fajir, dimana Allah subhanahu Wata'ala berfirman yang artinya "Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka." (Al-Muthaffifin: 15).

Pengambilan dalilnya adalah mafhum mukholafah atau pemahaman kebalikannya, jadi kalau orang-orang kafir terhalangi dari melihat kepada Allah karena mereka dalam keadaan dimurkai, maka orang-orang yang beriman tidak terhalangi dari melihat Allah subhanahu Wata'ala, hal ini karena mereka dalam dalam keadaan diridhai.

dan Pembaca yang budiman, Ini adalah pengambilan dalil yang sangat tepat, karena kalau semuanya terhalangi maka orang-orang Mukmin tidak berbeda dengan orang-orang kafir.

dan Ini adalah pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah dan dalil mereka tentang rukyat Allah, ia jelas dan gamblang, pengingkarnya hanyalah orang jahil atau sombong.
Pembaca yang budiman, inilah mungkin yang dapat kita sampaikan di kesempatan kali ini, kurang lebihnya mohon maaf dan terima kasih atas perhatian anda. Wassalamu 'Alaiku Warahmatullah Wabarokaatuh






Comments

TULISAN PALING POPULER