Skip to main content

Menolak Syubhat Kesetaraan Gender

Pembaca yang budiman, akhir-akhir ini kelompok yang menatasnamakan dirinya sebagai Gerakan feminisme sangat gencar sekali mengompori kaum Hawa untuk terjun di luar rumah dengan porsi waktu yang lebih lama, sementara di rumah, cukup malam hari saja. Itu pun kalau tidak lembur. bahkan Isu-isu yang mereka lontarkanpun sangat spektakuler, mereka dapat menarik simpati dan membangunkan semangat pemberontakan bagi kaum Hawa. Mereka menanamkan pikiran bahwa selama ini wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama, akan tetapi “dirampas” oleh kaum laki-laki. Mereka berpikir, Jika laki-laki tidak menyusui anak, maka wanita juga berhak menolak memberikan ASI. Sebaliknya, kalo laki-laki jadi direktur, pilot, petinju, dan seterusnya, maka wanita juga boleh. Dan terlebih lagi mereka mengaitkan Ideologi mereka dengan agama Islam, mereka mengatakan bahwa Islam mendiskriditkan wanita, dan Begitu seterusnya. Inilah emansipasi kebablasan. Dan inilah syubhat yang Insya Allah akan kita ulas pada kesempatan kali ini.


Lalu Pembaca yang budiman, bagaimanakah sebenarnya Ideologi Gender dalam Perspektif Islam?
Pembaca yang budiman, Emansipasi sendiri ternyata sudah berkembang sejak Islam pertama kali muncul. Makna emansipasi sudah tertuang dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat mengakui keberadaan dan kedudukan seorang wanita dengan memperlakukan mereka penuh penghormatan. Menempatkan seorang anak wanita sebagai buah hati yang wajib dilindungi. Menempatkan seorang istri sebagai wanita suci. Dan seorang ibu sebagai ratu, guru dan panutan yang dijaga hatinya.
Di dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Taala telah mengkhususkan perempuan menjadi nama sebuah surat yang cukup panjang, yaitu surat An-Nisâ yang artinya (Perempuan). Allah Subhanahu wa Taala menyejajarkan perempuan dengan laki-laki dalam bidang hak asasi manusia, peran di bidang keagamaan dan peradaban yang disesuaikan dengan kodrat kewanitaannya yang lemah lembut, juga memuliakan, mengasihi dan menyayangi kaum wanita. Kemudian Pembaca yang budiman, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan kepada manusia agar bergaul dengan perempuan secara lemah lembut, sebagaimana sabdanya:
“Orang Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya kepada istrinya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî).
Pembaca yang budiman, dari hadits ini, kita diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk memuliakan kaum perempuan. Tapi di sisi lain, kita menyaksikan betapa kaum perempuan itu sendiri yang menghinakan dirinya sendiri dengan durhaka kepada suami-suami mereka//
Pembaca yang budiman, jika kita memperhatikan Al-Qur’an, maka dapat diketahui bahwa manusia, baik laki-laki maupun perempuan, itu asalnya satu, yaitu dari nafs atau (jiwa), Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisâ: 1),

Kemudian Pembaca yang budiman. Perkembangbiakan manusia saat ini asalnya dari nafs juga. Hakekat kemanusiaan laki-laki dan perempuan adalah sama. Laki-laki dikaruniai pikiran dan hati, demikian juga perempuan. Dan Allah tidak membedakan hamba-Nya berdasarkan jenis kelamin untuk memperoleh kedudukan yang mulia di sisi-Nya. Semua mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pahala dan bisa tergelincir ke dalam dosa.
kemudian Pembaca yang budiman, hal inipun makin diperjelas dengan firman Allah Subhanahu wa Taala, yang artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisâ: 34).

Inilah yang seharusnya kita jadikan perinsip dalam hidup kita. Dan apabila kita menemukan keterangan bahwa Allah membebankan kepada masing-masing pihak dengan amal perbuatan yang berbeda, itu bukan karena Allah merendahkan perempuan, tetapi karena disesuaikan dengan fitrah mereka masing-masing. Yang dalam segi fisiologis, psychis maupun morfologi, laki-laki berbeda dengan perempuan. Secara fisik, bentuk tubuh dan organ di dalamnya pun beda. Wanita dilengkapi organ seperti rahim untuk mengandung, kelenjar susu untuk memproduksi ASI, dan lain-lain, sementara laki-laki tidak. Wanita juga lebih perasa, lebih lemah lembut dan penyayang. Sementara laki-laki lebih kuat fisik dan mentalnya. Dan masih banyak perbedaan lain yang kaum feminis pun tahu itu. Maka dengan masing-masing kelebihan dan kelemahan itulah, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan hidup berdampingan, saling berkasih-sayang, saling melengkapi. Jadi tidak perlu dibuat sama karena hanya akan menimbulkan masalah. Islam telah jelas-jelas mengatur hak dan kewajiban kaum Adam dan kaum Hawa masing-masing. Lagi pula, bukankah Allah Subhanahu wa Taala tidak menilai seseorang dari jenis kelaminnya, tapi dari ketakwaannya?

Pembaca yang budiman, mari kita simak Firman Allah Subhanahu wa Taala, artinya:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al Hujurât: 13).

Jadi, sebagai wanita Muslimah, hendaknya rela dengan kodratnya sebagai wanita, dan bersyukur atas berbagai mancam nikmat yang Allah subhanahu Wata'ala berikan.
dan pembaca yang budiman, jika kita telaah dan kita perhatikan, ternyata Para pengusung gerakan feminisme, selain di dunia ini mereka tidak akan menemukan kebahagiaan hakiki, mereka juga mendapatkan ancaman yang amat keras karena telah meyimpang dari fitrah dan kodrat kewanitaan mereka serta menyerupai laki-laki dalam hal berpakaian, penampilan, akhlak dan tindakan.

hal ini sebagaimana riwayat Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki” (HR. Bukhârî). Laknat artinya terusir dan dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wa Taala.

Pembaca yang budiman, demikianlah kejelasan dan kesempurnaan Islam, Islam adalah agama yang ‘adil, yakni meletakan sesuatu pada tempatnya, dan mudah-mudahan dengan mengkaji Islam lebih dalam maka kita dapat memahami kesempurnaan agama Islam dan keindahan Islam. dan memang hanya Islamlah agama yang akan membawa manusia kedalam kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat, dan mungkin inilah yang dapat saya sampaikan pada rubrik roddu syubhat kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih atas perhatian anda, Wallâhul Hâdî ilâ Aqwamith Thorîq, Wassalamu 'Alaiku Warahmatullah Wabarokaatuh




Comments

TULISAN PALING POPULER