Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2010

Kesyirikan di balik Sholawat Badr

Sholawat badar bukanlah hal yang asing di telinga kita, karena memang sholawat ini sangat masyhur di kalangan kaum muslimin, dan banyak di antara mereka yang memahami bahwa sholawat badar dapat menghindarkan mereka dari bencana. Adapun bunyi sholawat badr ini adalah sebagai berikut: shalatullah.. salamullah.. ‘ala thoha rosulillah... shalatullah.. salamullah.. ‘ala yaasiin habibillah... tawasalnaa bibismillah.. wa bil hadi rosulillah wa kulli majaahidin fillah bi ahlil badri ya Allah..dan seterusnya.. Yang artinya adalah: Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thaha Rasulullah Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah Dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli Badr, ya Allah Dalam ucapan shalawat ini terkandung beberapa hal: 1. Penyebutan Nabi dengan Thoha dan juga Yasin habibillah 2. Bertawassul dengan Nabi 3. Bertawassul dengan para mujahidi

Memahami arti Rahmatan Lil 'Alamin

Sebagian besar dari kita sudah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah, Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah, seperti berloyal kepada orang kafir, dan lain sebagainya. Maka dari itu pada tulisan kali ini Insya Allah akan kami sampaikan pemahaman yang sebenarnya dari kalimat rahmatan lil ‘alamin, sekaligus bantahan dari para pendukung kesesatan dan pluralisme agama yang berdalil dengan istilah tersebut. Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala: yang artinya “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107) Dalam lisanul arob dijelaskan bahwa Secara bahasa, rahmat artinya ar-rifqu wath-tha’athuf; yang artinya adalah kelembutan yang berpadu dengan ra

Masturbasi/Onani Dalam Pandangan Syari’at Islam

Masturbasi atau Onani dalam bahasa Arab disebut dengan Istimna’. Adapun yang dimaksud dengan Masturbasi adalah menyentuh, menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual, baik menggunakan tangan maupun menggunakan alat atau benda-benda tertentu. Sedangkan onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. Namun ada yang berpendapat bahwa onani hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan istilah masturbasi dapat berlaku pada perempuan maupun laki-laki. Sebenarnya para ulama terdahulu telah membahas hal ini dengan sangat jelas bahwasannya onani adalah haram, pendapat ini dikemukakan oleh para ulama dari madzhab Maliki dan Syafi’i. Argumentasi mereka akan pengharaman onani ini adalah bahwa Allah subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan untuk menjaga kemaluan dalam segala kondisi, kecuali terhadap istri dan budak perempuannya. Apabila seseorang tidak melakukannya terhadap kedua orang itu kemudian melakukan onani, mak

Cukupkah kita hanya menjadi orang shalih?

Dalam sebuah hadits beliau shalallahu'alaihi wa sallam bersabda “Sebaik-baik manusia diantaramu adl yg paling banyak manfaat bagi orang lain” {H.R. Bukhari}. Dan mungkin Kita sering menyaksikan atau memiliki seorang teman yang sudah mulai rutin mengikuti sebuah pengajian, yang mana dengan itu ia jadi berubah. Tak hanya dari penampilan fisik, tapi juga sikap. musik dan hura-hura yang dulunya ia sukai kini sudah ditinggalkan. Aktivitasnya kini hanya berkisar antara rumah, kampus dan masjid. Ibadahnya pun sangat rajin. Tak hanya ibadah wajib, tapi juga sunnah. bahkan ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca al-Qur’an atau buku yang akhir-akhir ini mulai memenuhi kamarnya. akan tetapi di samping hal positif tersebut, ternyata Ia Jarang bergaul dengan orang-orang sekitarnya. yang akhirnya sifat Ini mengundang tanda tanya besar bagi tetangga bahkan keluarganya. Perilaku tersebut merupakan salah satu gambaran sosok muslim yang tidak berguna. Ia shalih bagi dirinya, tapi keshal

Bolehkan Mengamalkan Sholawat Nariyah?

Salah Seorang kiyai Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta menulis sebuah artikel tentang sholawat Nariyah, yang mana jika seorang muslim tidak memiliki pemahaman Ilmu yang benar, maka bisa jadi ia akan terpengaruh oleh syubhat yang dilontarkannya, dimana ia mengatakan bahwa “shalawat Nariyah”, adalah salah satu bacaan yang sangat popular di kalangan kaum muslimin, baik di desa maupun di kota, Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan, maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan Shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya. Berikut ini adalah bacaan shalawat Nariyah: اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك yang artinya adalah, Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjunga

Menjawab Syubhat Bahwa Nabi Maniak seks (Astagfirullah)

Di sebuah Situs, tepatnya yang beralamat di http://www.indonesia.faithfreedom.org (Alhamdulillah situs tersebut telah ditutup), terdapat suatu hinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallamyang akan sangat menyakitkan apabila dibaca oleh seorang muslim. Dalam sebuah tulisannya, disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang maniak seks karena menikah dengan banyak perempuan dan juga mereka menyebut bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang yang tidak bermoral karena menikahi `Aa'isyah pada usia 7 atau 6 tahun dan menggaulinya pada usia 9 tahun, Alhamdulillah situs itu kini sudah ditutup. Dan mereka yang berani menuduh seperti ini tidak lain adalah orang-orang kafir. Sebenarnya bukan hanya kali ini saja penghinaan itu terjadi, akan tetapi Penghinaan atas diri pribadi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah terjadi sejak lama, bahkan saat beliau masih hidup, berulang kali hinaan, cacian, makian dan sumpah s

Salahkah Seorang Ikhwan Memilih Calon Istri yang Cantik?

Kecantikan tetap merupakan daya tarik yang memikat setiap lelaki di dunia ini. Wajarlah jika para produsen menggunakan jasa wanita cantik untuk melariskan barang dagangan mereka, dan memang ini tak bisa dipungkiri! Begitupula dalam masalah memilih pasangan hidup, tentu setiap lelaki memiliki kriteria tertentu tentang calon istri yang akan di nikahinya. Kalau mau jujur, dalam setiap kriteria itu diantara salah satunya adalah menginginkan calon istrinya berwajah cantik atau sedap dipandang mata, dan tidak membosankan. Tetapi terkadang bila seorang ikhwan menghendaki atau menginginkan seorang istri yang cantik, maka ia akan dicela dan disalahkan. Maka dari itu, kami akan nasihati kepada kaum muslimah, sebaiknya anda jangan bersungut dahulu menyalahkan si ikhwan yang berselera demikian. Karena pernikahan itu sendiri adalah ibadah, terkadang iman akan naik dan turun. Tentunya sangat membutuhkan sebab-sebab yang dapat merekatkan tali pernikahan dimasa mendatang. Bila kecantikan adalah merup