Orang barat sana mungkin hanya mengenal dua hantu
saja, Dracula dan Casper (hantu baik), Orang China hanya
mengenal Vampire. Tapi negeri kita ini, begitu kaya dengan nama-nama
hantu. Bahkan setiap pulau dan daerah
ada hantu yang memiliki nama khusus, dengan karakter yang khas
pula. Apalagi di Pulau Jawa, seabrek nama hantu yang tersohor, sebagian nama
hantu sudah "naik pangkat"
menjadi kaliber nasional, seperti:
pocong, genderwo, dewi sri, kelong-wewe, sundel bolong, kuntilanak, tuyul, buta ijo dan lain-lain.
Tidak menutup kemungkinan akan lahir nama-nama hantu baru, dengan ciri dan
karakter yang khas pula.
Memang setan dari golongan jin diberi kemampuan
oleh Alloh bisa salin rupa merubah bentuk, sebagaimana di zaman Rosululloh; Setan yang salin rupa menjadi Suraqah
bin Malik ketika perang Badar. Jin
pencuri yang ditangkap dan dilepaskan oleh Abu Hurairah, jin ular
yang ada di rumah sahabat dan banyak lagi riwayat-riwayat lainnya yang menunjukkan hal itu.
Kenapa Hantu
banyak beraksi?
Ini bukan
hanya sekadar pertanyaan tapi butuh
perenungan mengenai jawabannya. Bukan untuk mereka-reka hal yang gaib, tapi mewaspadai
rancangan skenario setan untuk menyuburkan kesyirikan di negeri
ini.
Mungkin, aksi
para jin dengan cara salin rupa adalah cara yang paling tepat untuk menggiring
manusia khususnya di Indonesia menuju
jurang kesyirikan, sesuai dengan tipologi masyarakat Indonesia yang
lekat dengan keyakinan animisme (kepercayaan
kepada roh-roh yang mendiami
suatu tempat) dan dinamisme (kepercayaan
bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan yang mempeng-aruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia).
Walhasil
strategi setan-setan itu telah banyak membuahkan hasil, fakta yang terjadi di sebagian masyarakat pada umum-nya
meyakini bahwa setiap musibah dan bencana itu ada hubungannya dengan jin atau
hantu yang sedang marah, jika ada suatu jembatan runtuh atau bangunan ambruk, serta merta mereka berkomentar, "itu
akibatnya kalau tidak ada tebusan kepala
kerbau kepada jin penunggu". Seakan jin-jin itu marah dan mampu mengendalikan alam, mampu
menjadikan gempa bumi, tanah longsor dan jembatan ambruk. Ini adalah keyakinan syirik paling berat yang bahkan tidak dilakukan oleh orang musyrik dahulu
sekalipun. Orang musyrik dahulu menyekutukan
Alloh dalam beribadah, tapi mereka tetap meyakini bahwa yang
mengendalikan semua urusan adalah Alloh. Sebagaimana firman Alloh: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepada
kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur
segala urusan?" Maka mereka akan menjawab : "Alloh". Maka Katakanlah "Mengapa kalian
tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus [10]: 30)
Tapi jika
ternyata jembatan atau bangunan yang
ambruk itu pernah ditanami kepala
kerbau, mereka diam seribu bahasa. Mereka tidak mengambil pelajaran, bahwa jin yang diberi
kepala kerbau itu tidak mampu menyangga
bangunan/jembatan tsb.
Ada juga sebagian orang yang khawatir dan
takut kepada jin/hantu penunggu sebuah pohon besar atau suatu tempat yang angker,
ketika melewatinya mereka harus
berlindung kepada hantu penunggu itu seraya berkata, "permisi,
permisi Embah, saya numpang lewat,
jangan ganggu". Jika tidak berlindung kepada jin/hantu itu,
niscaya akan tertimpa musibah.
Inipun kebiasaan orang-orang jahiliyah dahulu, Alloh berfirman: "Bahwasanya ada
beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan." (QS. Al-Jin [72] : 6)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat di atas: "bahwa para jin akan semakin merasa
jumawa dan angkuh ketika ada manusia yang meminta perlindungan kepadanya. Permohonan manusia membuat mereka
merasa memiliki kelebihan dibanding manusia. Manakala para jin melihat
seseorang meminta perlindungan pada mereka (jin/hantu), mereka akan menambah
ketakutan orang tersebut. Ketika manusia semakin takut, maka ia akan semakin memperbanyak permohonan kepada
mereka (jin).
Jadi keliru sekali jika manusia beranggapan bahwa jin/hantu akan 'berbaik hati' mengayomi dan memberi perlindungan kepada manusia jika diminta perlindungan dan penjagaan. Yang ada justru sebaliknya, jin-jin itu akan semakin membuat manusia takut dan menjerumuskan mereka ke dalam dosa
dan kesyirikan.
Berlindunglah hanya kepada Alloh, Dzat
yang menciptakan langit dan bumi serta semua makhluk yang ada di langit dan di
bumi. Inilah perlindungan yang sebenarnya,
Rosululloh telah mengajarkan kepada
umatnya untuk berlindung hanya kepada
Alloh ketika melewati/ menempati suatu tempat dengan mengucapkan:
Ø£َعُÙˆْØ°ُ
بِÙƒَÙ„ِÙ…َاتِ اللهِ التَامَّØ©ِ Ù…ِÙ†ْ Ø´َرِ Ù…َا Ø®َÙ„َÙ‚َ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari kejelekan makhluk” (HR.
Muslim) Wallohu ‘alam
Comments
Post a Comment