KEMERDEKAAN INDONESIA ADALAH ANUGRAH SEKALIGUS AMANAH



KEMERDEKAAN INDONESIA ADALAH ANUGRAH SEKALIGUS AMANAH

OLEH : YUSUF SUPRIADI, S.Pd.I., Lc., M.A.

BAB 1

ANUGRAH KEMERDEKAAN DARI PENJAJAHAN.

Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah,
Hari ini kita berkumpul untuk merenungkan satu kenyataan penting:
Kemerdekaan Indonesia adalah anugerah besar dari Allah ﷻ sekaligus amanah yang harus kita jaga dengan penuh tanggung jawab.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ


“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(QS. An-Nahl: 53)

Maka, kemerdekaan ini bukan hasil perjuangan manusia semata, tetapi rahmat dari Allah. Namun, anugerah itu menjadi amanah besar yang harus kita pelihara agar tidak hilang.

1.     Apa Itu Penjajahan?

Penjajahan adalah perbuatan suatu bangsa menguasai bangsa lain secara paksa, menindas rakyatnya, dan mengeksploitasi kekayaannya demi keuntungan sendiri.

Allah ﷻ memerintahkan umat Islam untuk melawan penindasan:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا


“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.”
(QS. Al-Baqarah: 190)

Melampaui batas adalah sikap penindasan yang jelas dilakukan penjajah terhadap bangsa kita.

2. Tujuan Penjajah Masuk ke Indonesia: GOLD, GOSPEL, GLORY

Para penjajah datang dengan tiga tujuan utama:

  • Gold (Emas): Menguasai sumber daya alam seperti rempah-rempah, emas, hasil bumi.
  • Gospel (Injil): Menyebarkan agama Kristen dengan misi zending.
  • Glory (Kejayaan): Memperluas wilayah dan kekuasaan politik.

Hal ini sesuai dengan dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah

Al-Qur’an dan As-Sunnah telah mengabarkan fenomena ini sejak 14 abad yang lalu, sehingga seorang muslim tidak boleh lengah.

Kebencian Bangsa Kafir Terhadap Islam.

Allah telah menjelaskan bahwa orang-orang kafir tidak akan senang sampai umat Islam mengikuti agama mereka.

Firman Allah :

﴿ وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴾
(سورة البقرة: 120)

Artinya:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu datang kepadamu, maka tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (QS. Al-Baqoroh : 120)

Upaya Penjajahan dan Perang Terhadap Umat Islam.

Allah juga mengingatkan bahwa orang-orang kafir akan selalu berusaha memerangi dan menguasai kaum muslimin. Firman Allah :

﴿ وَلَا يَزَالُونَ يُقَـٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَـٰعُوا۟ ﴾
(سورة البقرة: 217)

Artinya:
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian hingga mereka dapat mengembalikan kalian dari agama kalian, jika mereka mampu." (QS. Al-Baqorih 217)

Ayat ini menjelaskan bahwa peperangan yang dilakukan bangsa kafir bukan sekadar untuk menguasai wilayah, tetapi juga untuk memalingkan umat Islam dari agamanya.

Penyebaran Ajaran dan Budaya Kafir

Salah satu strategi bangsa kafir adalah menyusupkan budaya, ideologi, dan sistem hidup yang bertentangan dengan Islam. Allah mengingatkan:

Firman Allah :

﴿ وَدُّوا۟ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا۟ فَتَكُونُونَ سَوَآءً ﴾
(سورة النساء: 89)

Artinya:
"Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah kafir, sehingga kamu sama dengan mereka." (QS. An-Nisa :89)

Hadits Nabi Tentang Bahaya Gangguan Bangsa Kafir.

Rasulullah telah memperingatkan umatnya bahwa musuh-musuh Islam akan beramai-ramai menyerang kaum muslimin.

Hadits dari Tsauban رضي الله عنه:

« يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا »
قالوا: ومن قلة نحن يومئذٍ؟ قال: « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ المَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ »
قالوا: وما الوهن؟ قال: « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ »
(رواه أبو داود)

Artinya:
"Hampir saja bangsa-bangsa saling memanggil untuk menyerang kalian seperti orang-orang yang memanggil untuk makan di atas sebuah nampan." Para sahabat bertanya: 'Apakah karena jumlah kami sedikit saat itu?' Beliau menjawab: 'Bahkan kalian saat itu banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan. Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah akan menanamkan di hati kalian penyakit wahn.' Mereka bertanya: 'Apakah wahn itu?' Beliau menjawab: 'Cinta dunia dan takut mati.'" (HR. Abu Daud)

3. Awal Mula Penjajahan di Indonesia

  • Portugis tiba di Maluku tahun 1509, membuka jalan untuk penyebaran agama Katolik dan perdagangan.
  • Belanda datang tahun 1602 dengan VOC yang monopoli perdagangan dan akhirnya menjajah selama 350 tahun.
  • Jepang menggantikan Belanda pada 1942 saat Perang Dunia II, dengan penjajahan yang sangat kejam.

4. Dampak Penderitaan dari Penjajahan

  • Dampak Aqidah ; Wilayah Batak, Manado, NTT, dan Papua dikuasai Kristen.

Sementara Jawa cenderung sulit ditembus, karena banyak kerajaan Islam yang melakukan perlawanan.

  • Dampak Ekonomi ; Kekayaan Alam Indonesia dirampas Penjajah.
  • Dampak Sosial ; Rakyat Indonesia Banyak Yang Kelaparan, Tidak Sekolah dan Bodoh.
  • Dampak Psikologis ; Menjadi bangsa yang rendah diri, mengagumi bangsa barat, jepang, merasa kalah dan lemah di hadapan mereka. Akibatnya banyak budaya mereka baik yang berupa pakaian, tradisi, gaya bicara, gaya pergaulan yang diserap dan diikuti, dalam bahasa syar'i disebut tasyabbuh bil kuffar.

5. Reaksi Ummat Islam terhadap Penjajahan

  • Perlawanan fisik: Perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Banjar.
  • Ulama membakar semangat jihad dan dakwah seperti KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad 1945.
  • Tokoh Islam seperti KH. Ahmad Dahlan dan Haji Agus Salim berperan penting dalam perjuangan.

6. Atas Izin Alloh, Jepang Menyerah, Dan Indonesia Merdeka 17 Agustus Tahun 1945.

Penyerahan Jepang terjadi setelah bom atom Amerika di Hiroshima dan Nagasaki, namun kemerdekaan adalah ketetapan Allah bukan semata sebab Amerika.

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak menghendaki sesuatu pun kecuali apabila Allah menghendakinya.”
(QS. At-Takwir: 29-30).

 

BAB II

BERSYUKUR DENGAN KEMERDEKAAN.

A.    SYUKUR DENGAN HATI

1.     Mengakui Semua Nikmat Kemerdekaan berasal dari Alloh, bukan semata karena usaha dan kerja keras, dan bukan juga karena jasa Amerika.

Alloh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(QS. An-Nahl: 53).

2.      Merasa Bangga Dengan Apa yang Alloh berikan.

Meskipun banyak yang kurang, seperti : Infrastruktur dan pendidikan masih minim. Belum menjadi negara Islam, namun harus menghormati keberagaman.

Akan tetapi kita tetab berbangga hati, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih lebih baik.

Rasulullah bersabda:

"مَن لا يَشْكُرِ القَليلَ لا يَشْكُرُ الكَثيرَ، ومَن لا يَشْكُرِ النَّاسَ لا يَشْكُرِ اللَّهَ، والتَّحدُّثُ بنِعْمةِ اللَّهِ شُكْرٌ، وتَرْكُها كُفْرٌ، والجَماعَةُ رَحْمَةٌ، والفُرْقَةُ عَذابٌ."

"Siapa yang tidak bersyukur atas yang sedikit, maka dia tidak akan bersyukur atas yang banyak. Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menyebut-nyebut nikmat Allah adalah syukur, meninggalkannya adalah kufur. Persatuan adalah rahmat, dan perpecahan adalah azab." 📘 HR. Ahmad (21355) dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf (24463).

Rosululloh bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

"Lihatlah orang yang di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan lihat kepada yang di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim).


Saat ini Rakyat Indonesia bebas, tidak terancam pembunuhan, tidak takut keluar rumah, bisa bekerja, bisa sekolah. Bandingkan dengan saat terjadi penjajahan.

B.      BERSYUKUR DENGAN LISAN.

Yaitu mengikrarkan dengan lisan

bahwa kemerdekaan dan semua nikmat ini berasal dari Alloh sebagaimana ucapan Nabi Sulaiman.

هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.”." (QS. An-Naml: 40).

Berucap kalimat Alhamdulillah.

"من أكل طعامًا فقال: الحمد لله الذي أطعمني هذا، ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة، غفر له ما تقدم من ذنبه."

Artinya: "Barang siapa yang memakan makanan kemudian mengucapkan:‘Alhamdulillahilladzi ath’amanii haadza, wa razaqaniihi min ghayri hawlin minni wa laa quwwah’(Maha puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan merezekikannya tanpa daya dan kekuatan dariku),maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.”(HR. Abu Dawud no. 4023, Tirmidzi no. 3458, hasan)

Mendoakan para pahlawan, sebagai wujud ungkapan syukur atau terimakasih kepada mereka.

لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia.” HR. Abu Dawud no. 4811, Tirmidzi no. 1954, Ahmad no. 18449

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ

“Barang siapa yang diberi kebaikan lalu ia mengatakan kepada pelakunya: ‘Jazakallāhu Khayran’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh ia telah memuji dengan pujian yang paling sempurna.”HR. At-Tirmidzi

C.      SYUKUR ANGGOTA BADAN

Menggunakan Kekuatan untuk Beribadah

Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengarahkan kekuatan pada ketaatan.


﴿ ٱعْمَلُوا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًۭا ﴾

Artinya:
"Beramallah, wahai keluarga Dawud, sebagai tanda syukur (kepada Allah)." (QS. Saba : 13)

Berkata Imam Ibnul Qayyim رحمه الله

"من شكر النعمة أن يعترف القلب بأنها من الله، وأن يجري اللسان بذكرها، وأن تستعمل في طاعته"

"Bersyukur terhadap nikmat itu adalah: hati mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, lisan menyebut dan memuji nikmat itu, dan anggota badan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya." (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin, 2/246).

 

BAB III

AMANAH KEMERDEKAAN.

 

A.     BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

Kemerdekaan adalah Amanah yang wajib diemban. Di antaranya :

 

1.      Menjaga kelestarian alam, tidak mengotorinya dengan sampah, atau merusaknya.


﴿ وَلَا تُفۡسِدُوا۟ فِى ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا ﴾


Alloh berfirman,

"Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya." (QS. Al-A’Rof : 56).

 

2.      Beriman dan bertakwa

 

﴿ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَـٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكۡسِبُونَ ﴾

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A’rof : 96)

 

3.      Merajut persaudaraan sesama, hindari permusuhan.

Dalil Al-Qur’an:
﴿ إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُوا۟ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ ﴾
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu." (QS. Al-Hujurot : 10)

Hadits:
« لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ »

"Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhori Muslim)

Rasulullah bersabda:
« مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلَاحَ فَلَيْسَ مِنَّا » "Barangsiapa mengangkat senjata untuk memerangi kami, maka dia bukan bagian dari kami." (HR. Bukhori Muslim)

4.      Saling tolong menolong dalam membangun negeri, dan ketakwaan.
﴿ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِ ﴾
"Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." (QS. Al-Maidah : 2)
« خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ »
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." 
(HR. At-Tobroni).

 

B.      AMANAH BAGI PEMIMPIN (ULAMA DAN UMARO).

1. Memimpin dengan adil dengan aturan Alloh .


﴿ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤدُّوا۟ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُوا۟ بِٱلۡعَدۡلِۚ ﴾

Terjemah:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)


«
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبُهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ »


"Manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah pemimpin yang adil." (HR. Tirmidzi)

2. Melindungi negara agar tidak kembali dijajah oleh asing


﴿ وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ ﴾

Terjemah:
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, agar kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu." (QS. Al-Anfal: 60)


«
وَالإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ »

Terjemah:
"Pemimpin adalah perisai; umat berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mensejahterakan rakyat

Nabi Yusuf telah mencontohkan untuk membuat kebijakan negara, sehingg rakyat tidak kelaparan selama 7 tahun, kisah selengkapnya bisa dibaca di surat Yusuf.


«
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »


"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Membentengi moral bangsa dari pengaruh budaya negeri kafir


﴿ وَلَا تَرۡكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ ﴾


"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka."(QS. Hud: 113)


«
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ »

Terjemah:
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka."
(HR. Abu Dawud)

5. Memberikan sarana pendidikan dan ibadah agar rakyat beriman dan bertakwa


«
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ »

Terjemah:
"Barangsiapa membangun masjid karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisal di surga."(HR. Bukhari dan Muslim)

Teladan Nabi :
Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah membangun Masjid Quba dan Masjid Nabawi sebagai pusat ibadah, pendidikan, dan persatuan umat.

6. Memperingatkan rakyat agar tidak melanggar perintah Allah dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar


﴿ ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡا۟ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ ﴾

Terjemah:
"Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar."
(QS. Al-Hajj: 41)


﴿ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴾

Terjemah:
"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)


«
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ »

Terjemah:
"Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)

C.      AMANAH KEMERDEKAAN BAGI REMAJA DAN PELAJAR.

1. Menuntut Ilmu dengan Sungguh-sungguh


﴿ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴾

Terjemah:
"Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
(QS. Az-Zumar: 9)

Hadits:
« مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ »

Terjemah:
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)

Contoh Nyata:

  • Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما di usia belia rela menunggu di depan rumah sahabat senior untuk belajar tafsir dan hadits, bahkan saat panas terik, demi mendapatkan satu pelajaran agama.

2. Menjaga Akhlak dan Pergaulan


﴿ وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا۟ ٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ﴾

Terjemah:
"Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik."
(QS. Al-Isra: 53)


«
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا »

Terjemah:
"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Contoh Nyata:

  • Usamah bin Zaid رضي الله عنه dikenal sopan, santun, dan rendah hati sejak muda, sehingga di usia sekitar 18 tahun sudah dipercaya Nabi memimpin pasukan besar ke wilayah Syam.

3. Menggunakan Waktu dengan Produktif


﴿ وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا ﴾

Terjemah:
"Dan Dia-lah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau bersyukur."
(QS. Al-Furqan: 62)


«
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ »

Terjemah:
"Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang."
(HR. Bukhari)

Contoh Nyata:

  • Imam Asy-Syafi’i hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun, menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik di usia 10 tahun, memanfaatkan waktu mudanya untuk menuntut ilmu dan belajar bahasa Arab.

4. Menjaga Ibadah Sejak Dini


﴿ وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ﴾

Terjemah:
"Perintahkan keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."
(QS. Thaha: 132)


«
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ »

Terjemah:
"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika berusia tujuh tahun."
(HR. Abu Dawud)

Contoh Nyata:

  • Anas bin Malik رضي الله عنه menjadi pelayan Rasulullah sejak usia 10 tahun, menjalankan shalat dan ibadah lain bersama beliau, serta belajar adab langsung dari Nabi.

5. Menjadi Teladan dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Ayat:
﴿ كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ﴾

Terjemah:
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar."
(QS. Ali Imran: 110)

Hadits:
« مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ »

Terjemah:
"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman."
(HR. Muslim)

Contoh Nyata:

  • Musab bin Umair رضي الله عنه masih muda saat diutus Nabi ke Madinah sebagai guru dan dai, berhasil mengislamkan tokoh besar seperti Sa’d bin Mu’adz sebelum hijrahnya Rasulullah .

 

PENUTUP DAN DO’A

Setelah kita mengetahui besarnya anugrah dan amanah kemerdekaan, maka marilah kita berdo’a untuk kebaikan negeri kita ini.


﴿ وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ﴾

Terjemah:
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian'." (QS. Al-Baqarah: 126)

Rosululloh berdo’a
« اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَي مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنَ البَرَكَةِ »

Terjemah:
"Ya Allah, jadikanlah di Madinah dua kali lipat dari keberkahan yang Engkau jadikan di Makkah."(HR. Bukhari & Muslim)

 

Komentar