OLEH : YUSUF
SUPRIADI, S.Pd.I., Lc., M.A.
BAB 1
ANUGRAH
KEMERDEKAAN DARI PENJAJAHAN.
Saudara-saudara
seiman yang dirahmati Allah,
Hari ini kita berkumpul untuk merenungkan satu kenyataan penting:
Kemerdekaan Indonesia adalah anugerah besar dari Allah ﷻ sekaligus amanah
yang harus kita jaga dengan penuh tanggung jawab.
Allah ﷻ berfirman
dalam Al-Qur’an:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(QS. An-Nahl: 53)
Maka, kemerdekaan
ini bukan hasil perjuangan manusia semata, tetapi rahmat dari Allah. Namun,
anugerah itu menjadi amanah besar yang harus kita pelihara agar tidak hilang.
1.
Apa Itu Penjajahan?
Penjajahan adalah
perbuatan suatu bangsa menguasai bangsa lain secara paksa, menindas rakyatnya,
dan mengeksploitasi kekayaannya demi keuntungan sendiri.
Allah ﷻ
memerintahkan umat Islam untuk melawan penindasan:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ
يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas.”
(QS. Al-Baqarah: 190)
Melampaui batas
adalah sikap penindasan yang jelas dilakukan penjajah terhadap bangsa kita.
2. Tujuan Penjajah Masuk ke Indonesia: GOLD,
GOSPEL, GLORY
Para penjajah
datang dengan tiga tujuan utama:
- Gold (Emas): Menguasai
sumber daya alam seperti rempah-rempah, emas, hasil bumi.
- Gospel
(Injil):
Menyebarkan agama Kristen dengan misi zending.
- Glory
(Kejayaan):
Memperluas wilayah dan kekuasaan politik.
Hal
ini sesuai dengan dalil-dalil
al-Qur’an dan Sunnah
Al-Qur’an dan
As-Sunnah telah mengabarkan fenomena ini sejak 14 abad yang lalu, sehingga
seorang muslim tidak boleh lengah.
Kebencian
Bangsa Kafir Terhadap Islam.
Allah ﷻ telah menjelaskan bahwa orang-orang kafir
tidak akan senang sampai umat Islam mengikuti agama mereka.
Firman Allah ﷻ:
﴿ وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا
ٱلنَّصَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ
ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ
ٱلْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴾
(سورة البقرة: 120)
Artinya:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga
engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk yang benar. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu
datang kepadamu, maka tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."
(QS. Al-Baqoroh : 120)
Upaya
Penjajahan dan Perang Terhadap Umat Islam.
Allah ﷻ juga mengingatkan bahwa orang-orang kafir
akan selalu berusaha memerangi dan menguasai kaum muslimin. Firman Allah ﷻ:
﴿ وَلَا يَزَالُونَ يُقَـٰتِلُونَكُمْ
حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَـٰعُوا۟ ﴾
(سورة البقرة: 217)
Artinya:
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian hingga mereka dapat
mengembalikan kalian dari agama kalian, jika mereka mampu." (QS.
Al-Baqorih 217)
Ayat ini
menjelaskan bahwa peperangan yang dilakukan bangsa kafir bukan sekadar untuk
menguasai wilayah, tetapi juga untuk memalingkan umat Islam dari agamanya.
Penyebaran
Ajaran dan Budaya Kafir
Salah satu
strategi bangsa kafir adalah menyusupkan budaya, ideologi, dan sistem hidup
yang bertentangan dengan Islam. Allah ﷻ
mengingatkan:
Firman Allah ﷻ:
﴿ وَدُّوا۟ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا۟
فَتَكُونُونَ سَوَآءً ﴾
(سورة النساء: 89)
Artinya:
"Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah kafir,
sehingga kamu sama dengan mereka." (QS. An-Nisa :89)
Hadits
Nabi ﷺ Tentang Bahaya Gangguan Bangsa Kafir.
Rasulullah ﷺ telah memperingatkan umatnya bahwa
musuh-musuh Islam akan beramai-ramai menyerang kaum muslimin.
Hadits dari
Tsauban رضي الله عنه:
« يُوشِكُ
الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا
»
قالوا: ومن قلة نحن يومئذٍ؟ قال: « بَلْ أَنْتُمْ
يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ
اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ المَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ
فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ »
قالوا: وما الوهن؟ قال: « حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ »
(رواه أبو داود)
Artinya:
"Hampir saja bangsa-bangsa saling memanggil untuk menyerang kalian seperti
orang-orang yang memanggil untuk makan di atas sebuah nampan." Para
sahabat bertanya: 'Apakah karena jumlah kami sedikit saat itu?' Beliau
menjawab: 'Bahkan kalian saat itu banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan.
Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah akan
menanamkan di hati kalian penyakit wahn.' Mereka bertanya: 'Apakah wahn itu?' Beliau
menjawab: 'Cinta dunia dan takut mati.'" (HR. Abu Daud)
3. Awal Mula Penjajahan di Indonesia
- Portugis
tiba di Maluku tahun 1509, membuka jalan untuk penyebaran agama Katolik
dan perdagangan.
- Belanda
datang tahun 1602 dengan VOC yang monopoli perdagangan dan akhirnya
menjajah selama 350 tahun.
- Jepang
menggantikan Belanda pada 1942 saat Perang Dunia II, dengan penjajahan
yang sangat kejam.
4. Dampak Penderitaan dari Penjajahan
- Dampak
Aqidah ;
Wilayah Batak, Manado, NTT, dan Papua dikuasai Kristen.
Sementara Jawa cenderung sulit
ditembus, karena banyak kerajaan Islam yang melakukan perlawanan.
- Dampak
Ekonomi ;
Kekayaan Alam Indonesia dirampas Penjajah.
- Dampak
Sosial ;
Rakyat Indonesia Banyak Yang Kelaparan, Tidak Sekolah dan Bodoh.
- Dampak Psikologis ; Menjadi bangsa yang rendah diri, mengagumi bangsa barat, jepang, merasa kalah dan lemah di hadapan mereka. Akibatnya banyak budaya mereka baik yang berupa pakaian, tradisi, gaya bicara, gaya pergaulan yang diserap dan diikuti, dalam bahasa syar'i disebut tasyabbuh bil kuffar.
5. Reaksi Ummat Islam terhadap Penjajahan
- Perlawanan
fisik: Perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Banjar.
- Ulama
membakar semangat jihad dan dakwah seperti KH. Hasyim Asy’ari dengan
Resolusi Jihad 1945.
- Tokoh Islam
seperti KH. Ahmad Dahlan dan Haji Agus Salim berperan penting dalam
perjuangan.
6. Atas Izin Alloh, Jepang Menyerah, Dan
Indonesia Merdeka 17 Agustus Tahun 1945.
Penyerahan Jepang terjadi setelah bom atom
Amerika di Hiroshima dan Nagasaki, namun kemerdekaan adalah ketetapan Allah
bukan semata sebab Amerika.
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Dan kamu tidak
menghendaki sesuatu pun kecuali apabila Allah menghendakinya.”
(QS. At-Takwir: 29-30).
BAB II
BERSYUKUR DENGAN KEMERDEKAAN.
A.
SYUKUR DENGAN HATI
1.
Mengakui Semua Nikmat Kemerdekaan
berasal dari Alloh, bukan semata karena usaha dan kerja keras, dan bukan juga
karena jasa Amerika.
Alloh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ
اللَّهِ
“Dan
apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).”
(QS. An-Nahl: 53).
2.
Merasa Bangga Dengan Apa yang Alloh
berikan.
Meskipun banyak yang kurang, seperti :
Infrastruktur dan pendidikan masih minim. Belum menjadi negara Islam, namun
harus menghormati keberagaman.
Akan tetapi kita tetab berbangga hati,
jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih lebih baik.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَن لا يَشْكُرِ
القَليلَ لا يَشْكُرُ الكَثيرَ، ومَن لا يَشْكُرِ النَّاسَ لا يَشْكُرِ اللَّهَ،
والتَّحدُّثُ بنِعْمةِ اللَّهِ شُكْرٌ، وتَرْكُها كُفْرٌ، والجَماعَةُ رَحْمَةٌ،
والفُرْقَةُ عَذابٌ."
"Siapa yang tidak bersyukur atas yang sedikit, maka dia
tidak akan bersyukur atas yang banyak. Siapa yang tidak bersyukur kepada
manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menyebut-nyebut nikmat Allah
adalah syukur, meninggalkannya adalah kufur. Persatuan adalah rahmat, dan
perpecahan adalah azab." 📘 HR. Ahmad
(21355) dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf (24463).
Rosululloh ﷺ
bersabda :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ
أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ
أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
"Lihatlah orang yang di bawah
kalian (dalam hal dunia), dan jangan lihat kepada yang di atas kalian, agar
kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim).
Saat ini Rakyat Indonesia bebas, tidak terancam pembunuhan, tidak takut keluar
rumah, bisa bekerja, bisa sekolah. Bandingkan dengan saat terjadi penjajahan.
B.
BERSYUKUR DENGAN LISAN.
Yaitu
mengikrarkan dengan lisan
bahwa
kemerdekaan dan semua nikmat ini berasal dari Alloh ﷺ
sebagaimana ucapan Nabi Sulaiman.
هٰذَا مِنْ
فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ
فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
“Ini termasuk
karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa
yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi
Mahamulia.”." (QS. An-Naml: 40).
Berucap kalimat
Alhamdulillah.
"من أكل طعامًا فقال: الحمد
لله الذي أطعمني هذا، ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة، غفر له ما تقدم من ذنبه."
Artinya:
"Barang siapa yang memakan makanan kemudian mengucapkan:‘Alhamdulillahilladzi
ath’amanii haadza, wa razaqaniihi min ghayri hawlin minni wa laa quwwah’(Maha
puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan merezekikannya tanpa daya
dan kekuatan dariku),maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.”(HR. Abu
Dawud no. 4023, Tirmidzi no. 3458, hasan)
Mendoakan para
pahlawan, sebagai wujud ungkapan syukur atau terimakasih kepada mereka.
لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ
لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak bersyukur
kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia.” HR. Abu Dawud no.
4811, Tirmidzi no. 1954, Ahmad no. 18449
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ
مَعْرُوفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي
الثَّنَاءِ
“Barang siapa
yang diberi kebaikan lalu ia mengatakan kepada pelakunya: ‘Jazakallāhu Khayran’
(semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh ia telah memuji dengan
pujian yang paling sempurna.”HR. At-Tirmidzi
C.
SYUKUR ANGGOTA BADAN
Menggunakan Kekuatan untuk Beribadah
Allah ﷻ memerintahkan
hamba-Nya untuk mengarahkan kekuatan pada ketaatan.
﴿ ٱعْمَلُوا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًۭا ﴾
Artinya:
"Beramallah, wahai keluarga Dawud, sebagai tanda syukur (kepada
Allah)." (QS. Saba : 13)
Berkata Imam Ibnul Qayyim رحمه الله
"من
شكر النعمة أن يعترف القلب بأنها من الله، وأن يجري اللسان بذكرها، وأن تستعمل في
طاعته"
"Bersyukur terhadap nikmat itu adalah: hati mengakui
bahwa nikmat itu dari Allah, lisan menyebut dan memuji nikmat itu, dan anggota
badan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya." (Ibnul Qayyim, Madarijus
Salikin, 2/246).
BAB III
AMANAH KEMERDEKAAN.
A.
BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.
Kemerdekaan
adalah Amanah yang wajib diemban. Di antaranya :
1.
Menjaga kelestarian alam, tidak
mengotorinya dengan sampah, atau merusaknya.
﴿
وَلَا تُفۡسِدُوا۟ فِى ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا ﴾
Alloh ﷻ berfirman,
"Dan
janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah
memperbaikinya." (QS. Al-A’Rof : 56).
2.
Beriman dan bertakwa
﴿
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم
بَرَكَـٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم
بِمَا كَانُوا۟ يَكۡسِبُونَ ﴾
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan
melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan." (QS. Al-A’rof : 96)
3.
Merajut persaudaraan sesama, hindari permusuhan.
Dalil Al-Qur’an:
﴿ إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ
فَأَصۡلِحُوا۟ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ ﴾
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara
kedua saudaramu." (QS. Al-Hujurot : 10)
Hadits:
« لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ »
"Tidak beriman salah seorang di
antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri. (HR. Bukhori Muslim)
Rasulullah ﷺ
bersabda:
« مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلَاحَ فَلَيْسَ مِنَّا
» "Barangsiapa mengangkat senjata untuk memerangi kami, maka dia bukan
bagian dari kami." (HR. Bukhori Muslim)
4.
Saling
tolong menolong dalam membangun negeri, dan ketakwaan.
﴿ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡبِرِّ
وَٱلتَّقۡوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِ ﴾
"Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." (QS. Al-Maidah : 2)
« خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
»
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
lain." (HR. At-Tobroni).
B.
AMANAH BAGI PEMIMPIN (ULAMA DAN
UMARO).
1.
Memimpin dengan adil dengan aturan Alloh ﷻ.
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤدُّوا۟
ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن
تَحۡكُمُوا۟ بِٱلۡعَدۡلِۚ ﴾
Terjemah:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah
kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)
« أَحَبُّ
النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبُهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا
إِمَامٌ عَادِلٌ »
"Manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat
kedudukannya dengan-Nya adalah pemimpin yang adil." (HR. Tirmidzi)
2.
Melindungi negara agar tidak kembali dijajah oleh asing
﴿ وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن
قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ
وَعَدُوَّكُمۡ ﴾
Terjemah:
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi, dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, agar kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu." (QS. Al-Anfal: 60)
« وَالإِمَامُ
جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ »
Terjemah:
"Pemimpin adalah perisai; umat berperang di belakangnya dan berlindung
kepadanya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
3.
Mensejahterakan rakyat
Nabi Yusuf
telah mencontohkan untuk membuat kebijakan negara, sehingg rakyat tidak
kelaparan selama 7 tahun, kisah selengkapnya bisa dibaca di surat Yusuf.
« كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
4.
Membentengi moral bangsa dari pengaruh budaya negeri kafir
﴿ وَلَا تَرۡكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ
ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ ﴾
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang
menyebabkan kamu disentuh api neraka."(QS. Hud: 113)
« مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ »
Terjemah:
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari
mereka."
(HR. Abu Dawud)
5.
Memberikan sarana pendidikan dan ibadah agar rakyat beriman dan bertakwa
« مَنْ
بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي
الْجَنَّةِ »
Terjemah:
"Barangsiapa membangun masjid karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan
membangunkan untuknya yang semisal di surga."(HR. Bukhari dan Muslim)
Teladan Nabi ﷺ:
Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah ﷺ
membangun Masjid Quba dan Masjid Nabawi sebagai pusat ibadah,
pendidikan, dan persatuan umat.
6.
Memperingatkan rakyat agar tidak melanggar perintah Allah dan menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar
﴿ ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِي
ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟
بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡا۟ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ ﴾
Terjemah:
"Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi, mereka
mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf, dan mencegah
dari yang mungkar."
(QS. Al-Hajj: 41)
﴿ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ
إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ
وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴾
Terjemah:
"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar;
merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)
« مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الْإِيمَانِ »
Terjemah:
"Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika
tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." (HR.
Muslim)
C.
AMANAH KEMERDEKAAN BAGI REMAJA DAN
PELAJAR.
1. Menuntut Ilmu dengan Sungguh-sungguh
﴿
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴾
Terjemah:
"Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?"
(QS. Az-Zumar: 9)
Hadits:
« مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا
سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ »
Terjemah:
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)
Contoh Nyata:
- Abdullah bin
Abbas رضي الله عنهما di usia belia rela
menunggu di depan rumah sahabat senior untuk belajar tafsir dan hadits,
bahkan saat panas terik, demi mendapatkan satu pelajaran agama.
2. Menjaga Akhlak dan Pergaulan
﴿
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُوا۟ ٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ﴾
Terjemah:
"Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang lebih baik."
(QS. Al-Isra: 53)
« إِنَّ مِنْ
خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا »
Terjemah:
"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik
akhlaknya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Contoh Nyata:
- Usamah bin
Zaid رضي الله عنه dikenal sopan, santun,
dan rendah hati sejak muda, sehingga di usia sekitar 18 tahun sudah
dipercaya Nabi ﷺ memimpin pasukan
besar ke wilayah Syam.
3. Menggunakan Waktu dengan Produktif
﴿
وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن
يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا ﴾
Terjemah:
"Dan Dia-lah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang
yang ingin mengambil pelajaran atau bersyukur."
(QS. Al-Furqan: 62)
« نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ »
Terjemah:
"Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu: kesehatan dan waktu
luang."
(HR. Bukhari)
Contoh Nyata:
- Imam
Asy-Syafi’i hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun, menghafal kitab
Al-Muwaththa’ karya Imam Malik di usia 10 tahun, memanfaatkan waktu
mudanya untuk menuntut ilmu dan belajar bahasa Arab.
4. Menjaga Ibadah Sejak Dini
﴿
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ﴾
Terjemah:
"Perintahkan keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam
mengerjakannya."
(QS. Thaha: 132)
« مُرُوا
أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ »
Terjemah:
"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika berusia tujuh
tahun."
(HR. Abu Dawud)
Contoh Nyata:
- Anas bin
Malik رضي الله عنه menjadi pelayan
Rasulullah ﷺ sejak usia 10
tahun, menjalankan shalat dan ibadah lain bersama beliau, serta belajar
adab langsung dari Nabi.
5. Menjadi Teladan dalam Amar Ma’ruf Nahi
Munkar
Ayat:
﴿ كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ﴾
Terjemah:
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar."
(QS. Ali Imran: 110)
Hadits:
« مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ »
Terjemah:
"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika
tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman."
(HR. Muslim)
Contoh Nyata:
- Musab bin
Umair رضي الله عنه masih muda saat diutus
Nabi ﷺ ke Madinah sebagai guru dan dai,
berhasil mengislamkan tokoh besar seperti Sa’d bin Mu’adz sebelum
hijrahnya Rasulullah ﷺ.
PENUTUP DAN DO’A
Setelah kita mengetahui besarnya anugrah dan
amanah kemerdekaan, maka marilah kita berdo’a untuk kebaikan negeri kita ini.
﴿ وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ
هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ
مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ ﴾
Terjemah:
"Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu
di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian'."
(QS. Al-Baqarah: 126)
Rosululloh
ﷺ berdo’a
« اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَي مَا
جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنَ البَرَكَةِ »
Terjemah:
"Ya
Allah, jadikanlah di Madinah dua kali lipat dari keberkahan yang Engkau jadikan
di Makkah."(HR. Bukhari & Muslim)
Komentar
Posting Komentar